cumi123

situs nobar bola online - Arab Ngeri, Hamas

2024-10-08 02:09:57

situs nobar bola online,mimpi kelabang togel,situs nobar bola online

Jakarta, CNBC Indonesia- Kelompok militan bersenjata yang tergabung dalam 'poros perlawanan' buka suara soal serangan Iran ke Israel. Hal ini tertuang dari pernyataan bersama yang dirilis Rabu.

Dalam pernyataan bersama, milisi yang beranggotakan Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, serta beberapa kelompok di Irak dan Suriah, mengucapkan selamat atas serangan Iran ke Israel. Mereka menyebut aksi itu sebagai aksi heroik yang menjadi pembalasan atas serangan Israel ke Gaza dan Lebanon.

Baca:
9 Fakta Baru Perang Israel VS Iran Mau Pecah, G7 'Turun Gunung'

"Kami mengucapkan selamat atas peluncuran roket heroik yang dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Islam di Iran, di wilayah-wilayah luas wilayah pendudukan kami, sebagai tanggapan atas kejahatan pendudukan yang terus berlanjut terhadap rakyat di wilayah tersebut, dan sebagai pembalasan atas darah para martir heroik bangsa kami," kata kelompok itu dikutip Reuters, dikutip Kamis (3/10/2024).

Secara khusus, Juru Bicara Houthi, Yahya Saree, juga memuji aksi Iran. Ia menegaskan juga akan terus melancarkan serangan kepada Israel dan para sekutunya.

"Kami siap memperluas operasinya terhadap musuh Israel atau mereka yang mendukung mereka kecuali ada gencatan senjata di Gaza," tuturnya.

Hamas, kelompok militan yang didukung Iran di Gaza yang serangan mendadaknya ke Israel Oktober lalu memicu krisis, ikut mengapresiasi serangan Israel. Kelompok itu mengatakan bahwa serangan itu membalas pembunuhan Israel terhadap serangkaian komandan Hamas, Hizbullah, dan Iran selama beberapa bulan terakhir.

Baca:
Detik-Detik Bom Meledak di Bandara Jepang, Puluhan Penerbangan Batal

Sementara itu, penasihat senior Counter-Extremism Project- sebuah lembaga pemikir dan kelompok advokasi transatlantik- Edmund Fitton-Brown, mengatakan sudah dapat diprediksi bahwa Houthi dan kelompok-kelompok lain akan membuat ancaman seperti itu.

"Kita tidak boleh terlalu banyak membaca retorika," katanya.

"Kelompok Palestina tidak memiliki kemampuan untuk melakukan eskalasi di luar Tepi Barat [yang diduduki], sementara Israel telah begitu sukses dalam beberapa minggu terakhir sehingga saya tidak berpikir Hizbullah Lebanon dapat membela Iran," ujarnya.

Hizbullah, proksi Iran yang paling kuat dan fondasi koalisi, sedang terhuyung-huyung akibat kampanye pembunuhan Israel. Kelompok tersebut telah kehilangan hampir 500 pejuang sejak mulai menembaki Israel untuk mendukung sekutunya, Hamas, Oktober lalu dan kemudian terlibat dalam perang atrisi yang berkepanjangan.

Keguncangan besar kemudian melanda Hizbullah saat lebih dari seribu anggotanya terluka oleh pager dan walkie-talkie yang meledak. Serangan itu diduga merupakan hasil kerja Mossad, dinas intelijen luar negeri Israel.

Kemudian, pada Jumat lalu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan bom Israel di wilayah kota Beirut. Ia tewas bersama Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan.

Iran sendiri berharap persenjataan roket besar milik Hizbullah dan puluhan ribu pejuangnya akan menghalangi Israel dari serangan besar terhadap Iran, yang mungkin menargetkan program nuklir Teheran.

Alia Brahimi, seorang pakar Timur Tengah di Atlantic Council, mengatakan bahwa strategi Iran selama puluhan tahun untuk membangun koalisi proksi yang selaras secara ideologis telah terbukti benar.

"Iran merasa diserang sekarang dan ini adalah komponen persenjataan yang dapat dibuang. Mereka telah melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dan telah bertindak sebagai perisai pelindung," kata Brahimi.

Sementara itu, Hizbullah pada Selasa mengatakan pihaknya menembaki markas besar badan intelijen Israel, Mossad, dan ke arah pangkalan udara di pinggiran kota Tel Aviv. Kelompok tersebut telah menggunakan rudal permukaan-ke-udara dan menembak jatuh atau mengejar pesawat nirawak Israel.pada beberapa kesempatan, termasuk pada pekan lalu.

Pada hari Sabtu, Houthi menembakkan rudal balistik ke bandara utama Israel saat perdana menteri, Benjamin Netanyahu, tiba kembali dari New York, tempat ia berpidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Keesokan harinya, Israel melancarkan serangan terbesarnya terhadap kelompok itu, menyerang kota pelabuhan Hodeidah.

Ahmed Nagi, analis senior Yaman di Crisis Group, mengatakan bahwa sebelum perang di Gaza, kaum Houthi dipandang sebagai faksi marjinal di poros tersebut. Itu berubah ketika kelompok itu mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden yang sedang menuju Terusan Suez.

"Selama setahun terakhir, kaum Houthi telah menjadi pusat perhatian," kata Nagi.

Baca:
Biden Frustrasi dengan Israel, Adu Mulut dengan Netanyahu

(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video:Serangan Dahsyat Israel di Lebanon Tewaskan Bos Hamas & Keluarga

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Perang Arab: Israel-Houthi Saling Serang, Netanyahu di Ujung Tanduk