cumi123

ahad4d - Sempat Tembus Level 7.800, IHSG Balik Arah ke Zona Merah

2024-10-08 00:20:02

ahad4d,paito warna new york mid,ahad4d

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berbalik terkoreksi tipis pada akhir perdagangan sesi I Rabu (11/9/2024), di mana pelaku pasar menanti rilis data inflasi terbaru Amerika Serikat (AS) periode Agustus 2024.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG turun tipis 0,1% ke posisi 7.753,57. Sebelum berbalik arah dan terkoreksi tipis, IHSG sempat menyentuh level psikologis 7.800 di awal sesi I hari ini, sekaligus menjadi posisi rekor tertinggi intraday-nya.

Baca:
IHSG Belum Lelah, Dibuka Kuat & Dekati Level 7.800-an

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,8 triliun dengan melibatkan 11 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 705.939 kali. Sebanyak 225 saham menguat, 336 saham melemah dan 225 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor properti menjadi penahan koreksi IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 1,03%. Namun, sektor konsumer non-primer menjadi penekan IHSG yakni sebesar 2,03%.

Dari sisi saham, emiten perbankan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menjadi penahan koreksi IHSG yakni masing-masing sebesar 9,3 indeks poin, 8 indeks poin, dan 4,3 indeks poin.

Sementara saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penekan IHSG pada sesi I hari ini yakni masing-masing sebesar 9,1 indeks poin, 8,3 indeks poin, dan 4 indeks poin.

Berikut daftar saham yang menjadi penekan dan penahan koreksi IHSG di sesi I hari ini.

IHSG cenderung 'galau' di tengah pelaku pasar yang cenderung wait and seemenanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru periode Agustus 2024 yang diperkirakan kembali melandai dan makin mendekati target bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Sebelumnya pada Juli 2024, AS mencatat inflasi 2,9% secara tahunan (year-on-year/yoy), melandai lebih baik dibandingkan ekspektasi dan bulan sebelumnya sebesar 3% yoy. Inflasi AS pada Juli lalu telah melandai ke level terendah sejak Maret 2021.

Inflasi AS mereda untuk tempat tinggal (5,1% vs 5,2%), transportasi (8,8% vs 9,4%) dan pakaian (0,2 vs 0,8%). Selain itu, harga terus menurun untuk kendaraan baru (-1% vs -0,9%) dan mobil dan truk bekas (-10,9% vs -10,1%) dan inflasi makanan stabil di 2,2%. Di sisi lain, biaya energi naik sedikit lebih banyak (1,1% vs 1%), terutama karena bensin (-2,2% vs -2,5%).

Jika inflasi AS pada Agustus lalu kembali melandai, maka peluang untuk The Fed memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan pekan depan terbuka lebar.

Sejauh ini, menurut perangkat CME FedWatch, pelaku pasar yang memprediksi The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan pekan depan mencapai 69%. Sedangkan pelaku pasar yang memprediksi The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bp mencapai 31%.

Namun, angka ini cenderung turun dari sehari sebelumnya, di mana pelaku pasar yang memprediksi The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bp mencapai 71%, namun yang memprediksi pemangkasan sebesar 50 bp cenderung meningkat dari sehari sebelumnya yang mencapai 29%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Bangkit Menguat Saat RI Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an