cumi123

erek2 lalat - Utusan China Bertemu Pemimpin Hamas di Qatar, Ada Apa?

2024-10-08 02:09:57

erek2 lalat,build mm tersakit 2023,erek2 lalatJakarta, CNN Indonesia--

Utusan Kementerian Luar Negeri China, Wang Kejian, bertemu dengan Kepala Biro Politik Hamas Palestina, Ismail Haniyeh, di Qatar, Minggu (17/3).

South China Morning Post (SCMP) melaporkan kedua tokoh bertemu untuk "bertukar pandangan terkait konflik di Gaza dan berbagai isu lainnya."

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALChina Minta Warga Jauhi Tempat Judi sampai Putin Menang Pemilu Rusia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan, Wang dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa China "tertarik pada hubungan" dengan Hamas yang disebutnya sebagai "bagian dari tatanan nasional Palestina."

Ini merupakan pertemuan perdana antara seorang pejabat China dan pemimpin Hamas sejak agresi Israel dimulai awal Oktober lalu.

Pekan lalu, Wang telah mengunjungi Tepi Barat dan bertemu dengan menteri luar negeri Otoritas Palestina, Riyad al-Maliki. Di sana, Wang juga mendorong solusi dua negara dan menyerukan gencatan senjata.

Lihat Juga :
Raja Salman dari Saudi Bagi-bagi Kurma 100 Ton buat Indonesia

Wang juga telah bicara dengan kepala biro Asia dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Israel, Hagai Shagrir, serta kepala pusat penelitian kebijakan Kemlu, Rachel Feinmesser.

Sejak agresi pecah, China memang berupaya memainkan peran dalam konflik Gaza dengan menyodorkan makalah lima poin, yang mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menyusun waktu konkret dan peta jalan guna mencapai solusi dua negara.

Seiring dengan ini, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, melakukan percakapan terpisah baik dengan Palestina maupun Israel. Pejabat-pejabat China lainnya sementara itu membahas situasi di Gaza dengan berbagai negara Timur Tengah.

Lihat Juga :
Cerita 11 WNI Relawan MER-C Tembus ke Rafah di Tengah Bombardir Israel

China selama ini tidak mengecam serangan Hamas maupun memasukkan kelompok perjuangan tersebut sebagai organisasi teroris.

Analis pun menilai sikap Beijing ini bisa membuat Israel maupun negara-negara Barat melihat bahwa China tidak adil.

(isa/bac)