cumi123

smp 33 bandar lampung - Keluar dari Middle Income Trap, Ekonomi RI Harus Tumbuh 7

2024-10-07 03:24:52

smp 33 bandar lampung,live chat dewabet,smp 33 bandar lampung

Jakarta, CNBC Indonesia-Kondisi middle income trapmenjadi salah satu hal yang banyak dikhawatirkan oleh banyak negara, khususnya negara berkembang. Sebab, kondisi ini mengindikasikan sebuah negara mengalami stagnasi atau tidak mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan stabil.

Dalam beberapa dasawarsa, hanya sedikit negara berpendapatan menengah di Kawasan Asia-Pasifik yang dapat bertransisi menuju negara berpendapatan tinggi, termasuk Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan.

Middle income trapdisebabkan karena negara tak mampu bersaing dengan negara berpenghasilan lebih rendah yang bergantung pada sumber daya alam dan murahnya tenaga kerja. Di samping itu, tidak mampu bersaing dengan negara maju yang mengandalkan kualitas manusia dan teknologi tinggi.

Indonesia pun tengah melakukan akselerasi dan menargetkan untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi di tahun 2036-2038 sesuai visi Indonesia Emas 2045.

Dalam upaya lepas dari middle income trap, investasi dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah adalah kunci sehingga mampu menggerakkan perekonomian. Presiden terpilih Prabowo Subianto sebelumnya mempunyai target besar membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% dalam 2-3 tahun ke depan.

"Yang menjadi motor pertumbuhan pada tahun pertama adalah konsentrasi kita kepada pertanian, produksi pangan, distribusi pangan, dan energi," kata Prabowo beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, negara berpendapatan menengah perlu melakukan transformasi dan menyiapkan strategi yang berfokus pada peningkatan investasi dan inovasi. Negara juga perlu menyiapkan sumber daya manusia yang mendukung produksi barang-barang bernilai tambah tinggi.

Negara-negara yang berhasil mendorong investasi serta mengembangkan ekosistem inovasi akan memiliki peluang untuk keluar dari middle income trap.Langkah ini tentu memerlukan komitmen politik yang kuat dan berkesinambungan, sebab untuk membangun iklim investasi dan inovasi berdaya saing memerlukan waktu dan proses panjang, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Sejalan dengan itu, pemerintah Indonesia telah melaksanakan sejumlah strategi agar dapat keluar dari middle income trap.

Di antaranya melalui pembangunan infrastruktur secara masif di berbagai wilayah yang diharapkan dapat memangkas biaya produksi dan logistik, melaksanakan penyederhanaan regulasi guna mendorong kemudahan berusaha (ease of doing business) dan investasi, hilirisasi industri dalam rangka meningkatkan nilai tambah, serta kerja sama dengan berbagai pelaku industri skala global agar Indonesia dapat lebih terlibat dalam rantai pasok global (global value chain).

Upaya ini perlu terus dilakukan dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku bisnis, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

United Overseas Bank (UOB) Indonesia sendiri turut mendukung target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah dengan meningkatkan arus Foreign Direct Investment(FDI). Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan mengatakan, pihaknya terus berupaya mendorong masuknya investasi di Indonesia.

"Kami memahami pentingnya menciptakan valuedi sektor komoditas, dari hulu hingga hilir, untuk menumbuhkan perekonomian," ungkap Harapman beberapa waktu lalu.

Untuk mendukung potensi itu, tambah Harapman, diperlukan optimalisasi digitalisasi demi membuka sektor bisnis baru dan mendorong pertumbuhan perekonomian. Di samping itu diperlukan juga upaya kolaborasi dari wilayah ASEAN dan Asia.

"Melalui kemitraan berkelanjutan antara pemerintah, industri, dan para pemimpin bisnis, kami percaya bahwa kompetisi, misi, dan keahlian ini akan terus menjadi kekuatan pendorong bagi perekonomian global," tegas Harapman.

Sementara untuk menarik investor asing, UOB Indonesia memiliki Tim Foreign Direct Investment (Tim FDI) yang berjalan sejak 2013. Tim FDI ini berkolaborasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mendorong investasi ke Indonesia. Tugas Tim FDI ini adalah meyakinkan investor asing melalui jaringan yang dimiliki UOB.

Sebagaimana diketahui, hingga Desember 2023 Tim FDI UOB telah berhasil menarik investasi senilai SGD 19 miliar dan menciptakan lapangan pekerjaan hingga 86.000 orang.

Indonesia pun masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan konektivitas dengan negara-negara lain, terutama di Asia Tenggara. Dari sisi itu, UOB bisa mengambil kesimpulan bahwa Tim FDI yang dibentuk mampu menarik investasi dari negara lain masuk ke Indonesia.

Baca:
Genjot FDI, Status Ekonomi Indonesia Bisa 'Naik Kelas'

 


(rah/rah) Saksikan video di bawah ini:

Video: UOB-Ekonom: Ekonomi Hingga Pasar Keuangan RI Dijamin Tangguh!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Pesan Sri Mulyani: Lulusan LPDP Wajib Selamatkan RI dari Jebakan Ini