Presiden Joe Biden tak tampak di publik saat gelombang aksi demonstrasi dukung Palestinamenjalar di kampus-kampus Amerika Serikatdan diwarnai penangkapan serta kekerasan.

Sejumlah kampus dari New York hingga Los Angeles ramai-ramai mencoba untuk meredam aksi itu.

Namun, Biden mendapati dirinya terjebak dalam serangkaian pertikaian politik dan diplomatik tanpa solusi. Dia juga tak banyak bicara mengenai kerusuhan yang melanda kampus-kampus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mengecam protes antisemitisme. Itu sebabnya saya membuat program untuk mengatasinya," ujar Biden dikutip NBC News.

Dia juga menegaskan antisemitisme tak mendapat tempat di komunitas, kampus-kampus, atau di manapun di sudut Amerika Serikat.

Biden lalu berkata, "Saya juga mengutuk mereka yang tidak memahami apa yang terjadi dengan orang-orang Palestina."

Komentar Biden muncul setelah polisi menangkap demonstran pro-Palestina yang mendirikan perkemahan di Universitas Columbia.

Pernyataan itu memicu kritik terutama dari kalangan Partai Republik yang menyebut dualisme Biden.

Kritik juga muncul dari eks presiden sekaligus calon pesaing di pemilu November mendatang, Donald Trump.

"Biden seharusnya menjadi suara negara kita dan tentu saja itu tidak terlalu berpengaruh. Ini adalah suara yang tidak didengar oleh siapa pun," ujar Trump.

Hari-hari setelah itu, Biden tak pernah mau berbicara soal gelombang protes di kampus-kampus.

Sikap diam Biden lalu dijawab oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean Pierre.

"Tidak ada presiden, tidak ada presiden yang bicara lebih tegas soal pemberantasan anti semitisme selain presiden sekarang," ujar dia.

Pierre lalu mengatakan pelajar dan masyarakat di AS perlu merasa aman.

"Kami akan sangat tegas di sini dan terus menggarisbawahi betapa antisemitisme adalah ujaran kebencian," tegas dia.

Biden dilematis

Di saat yang sama, Biden sedang menghadapi momen sangat sensitif terkait situasi di Gaza, yaitu pengajuan proposal baru untuk menjamin pembebasan sandera yang ditahan kelompok Hamas.

Jika Biden menyetujui rencana itu, agresi Israel di Gaza berhenti untuk sementara waktu. Ini adalah hasil yang diharapkan beberapa penasihat Biden dan bisa menurunkan gejolak dalam negeri.

"Bagi presiden, tantangan kebijakan dalam dan luar negeri yang saling bertentangan telah memberikan beban tersendiri dalam enam bulan sebelum pemilu," demikian analisis CNN.

Tim kampanye Biden mengamati dengan cermat aksi protes khususnya di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran.

Para penasihat juga sangat menyadari konsekuensi politik dalam negeri dari kebijakan pemerintah terhadap Israel. Namun, mereka juga berharap krisis di kawasan tersebut akan mereda pada musim gugur tahun ini.

Lihat Juga : Apa Itu Kultus Dahn World di Korea Selatan yang Gegerkan Dunia K-pop?

"Jika politik yang mendorong hal ini, presiden jelas akan mengubah kebijakannya beberapa bulan yang lalu," kata seorang penasihat senior Partai Demokrat kepada CNN.

Dia lalu mengatakan tak ada solusi politik sederhana untuk mengatasi kompleksitas yang mendera pemerintah AS.

"Ini didorong oleh keputusan kebijakan yang kompleks dan tidak dapat dijawab dengan mudah," ujar penasihat itu.

Lebih dari sepekan, sejumlah kampus-kampus di AS menggelar demo. Mereka menuntut universitas memutus hubungan dengan Lembaga atau entitas di Israel dan menyerukan pembebasan Palestina.

Namun, demo diwarnai penangkapan dan kekerasan. Di Universitas Columbia misalnya, polisi menangkap ratusan pelajar.

Gelombang demo di AS terjadi saat agresi Israel di Gaza kian brutal. Sejak agresi itu, lebih dari 34.000 warga di Palestina tewas.