cumi123

tinggi badan sandrina michelle - Ini Ketakutan Jokowi di Akhir Jabatan, Sudah Terjadi di RI

2024-10-07 21:46:58

tinggi badan sandrina michelle,mimpi dikejar kejar orang jahat,tinggi badan sandrina michelle

Jakarta, CNBC Indonesia- Pada masa jabatan sebagai presiden, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan salah satu ketakutannya. Dia memperingatkan soal gig economy yang jika tidak dikelola dengan baik bisa menjadi tren masalah di masa depan.

"Gig economy, hati-hati ini. Ekonomi serabutan, ekonomi paruh waktu. Kalau tidak dikelola baik ini akan jadi tren," sebut Jokowi, Kamis (19/9/2024).

Gig economy merupakan sistem ekonomi yang mengutamakan pekerjaan sementara dan kontrak jangka pendek. Kekhawatiran jokowi adalah saat perusahaan nyaman memperkerjakan pekerja serabutan dan kontrak jangka pendek.

Menurutnya itu dilakukan perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian ekonomi. Jadi membuat mereka tidak lagi memperhatikan kesejahteraan jangka panjang para pekerja.

"Takutnya perusahaan jadi maunya hanya memilih pekerja independen, perusahaan memilih pekerja freelancer, memilih kontrak jangka pendek, untuk kurangi risiko ketidakpastian global," sebut Jokowi.

Salah satu penerapan gig economy adalah pekerjaan driver ojek online. Perusahaan penyedia layanannya menyebut mereka sebagai mitra bukan pekerja.

Status itu untuk menggambarkan hubungan antara driver dan perusahaan penyedia layanan. Mitra diartikan sebagai wirausaha yang bekerja dengan jam kerja dan penghasilan yang fleksibel.

Baca:
Ketakutan Jokowi di Akhir Jabatan Makin Nyata, Sudah Disorot DPR

Mereka yang bekerja sebagai mitra tidak akan mendapatkan hak layaknya pekerja biasanya. Tidak ada batasan jam kerja hingga tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya. Status mitra itu dipopulerkan raksasa ride hailing, Uber dan akhirnya menjadi standar untuk banyak perusahaan serupa hingga sekarang.

Tak punya tabungan

Penelitian Bank Dunia menggambarkan kondisi finansial pekerja di ekonomi serabutan atau gig economy seperti driver ojol sangat sulit. Mayoritas ojol dan pekerja online lain kesulitan membayar utang dan tak punya tabungan.

Dalam laporan Bank Dunia berjudul Working Without Borders: The Promise and Peril of Online Gig Work, peneliti mengumpulkan data tentang pekerja lepas yang menggunakan platform online di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Bank Dunia memperkirakan 6-7 persen pekerja informal di Indonesia adalah pekerja lepas online. Dari seluruh pekerja yang bergantung ke platform online tersebut, 63 persen di antaranya bekerja di kota besar.

Mayoritas jenis pekerjaan mereka adalah pengiriman barang (44%), pengantaran orang seperti ojol dan taksi online (35%), tugas sehari-hari seperti belanja untuk orang lain (28%), dan logistik (19%).

startup kibarstartup kibar

Ada juga pekerja online yang tidak bergantung kepada lokasi seperti asisten virtual (10%), pekerja kreatif dan media (6%), serta layanan profesional (5%) yang kebanyakan mendapatkan pekerjaan dari platform seperti Freelancer.com atau Sampingan.

Penelitian Bank Dunia menunjukkan mayoritas ojol dan pekerja online lain lebih memahami soal investasi dan layanan finansial dibandingkan dengan pekerja informal lainnya. Sebanyak 68 persen dari pekerja online telah memiliki rekening bank. Mereka juga mampu menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung.

Namun meski lebih melek finansial, mayoritas ojol dan pekerja online lain masih tergolong rentang karena tidak memiliki perlindungan sosial dan tenaga kerja.

Studi Bank Dunia menunjukkan bahwa hanya 34 persen dari ojol dan pekerja online yang punya dana darurat. Bahkan, 60 persen dari ojol dan pekerja online kesusahan membayar utang mereka, termasuk cicilan rumah.

Hanya sekitar 17 persen dari pekerja online yang dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan. Meskipun platform digital menyediakan program asuransi tenaga kerja untuk pegawai, hanya sedikit dari pekerja online yang ikut serta.

Pekerja online di Indonesia yang digolongkan sebagai pekerja tidak tetap sebetulnya bisa mengikuti program jaminan sosial dalam bentuk asuransi jiwa, jaminan tenaga kerja, dan pensiun.

Namun tanpa adanya perusahaan pemberi kerja, ojol dan pekerja online lain harus mendaftarkan diri dan membayar iuran sendiri. Dampaknya, hanya 33 persen dari ojol dan pekerja online lain yang mengikuti program jaminan sosial. Keikutsertaan paling rendah adalah di program pensiun, yaitu hanya 17 persen.

Dilarang di beberapa negara

Namun sejumlah negara mulai melarang praktik tersebut dan mendorong perusahaan mengangkat mitra sebagai karyawan dan memberikan haknya.

Berikut 5 negara yang memberikan driver online hak sama seperti karyawan:

1. Inggris

Mahkamah Agung menolak banding Uber pada 2021. Saat itu putusan memberlakukan mitra sebagai pegawai, termasuk memberikan hak cuti dengan tanggungan dan gaji minimum.

Pihak Mahkamah Agung menilai kontrak Uber menghindari pemenuhan kewajiban dasar karyawan. Selain juga disebut tidak sah untuk hukum dan tidak bisa ditegakkan.

2. Swiss

Di Swiss, Uber juga menghadapi keputusan yang sama. Perusahaan disebut bukan perantara namun bisa menentukan tarif, mengendalikan aktivitas pengemudi dan menerbitkan faktur ke pelanggan.

Driver wajib mendapatkan hak untuk pegawai biasa. Termasuk juga mendapatkan tunjangan yang sesuai.

3. Belanda

Para pengemudi Uber di negara tersebut juga diputuskan memiliki hak pegawai dan memiliki kesepakatan mengikat seperti serikat pengemudi taksi. Pengadilan setempat memutuskan penyebutan pengemudi Uber sebagai wirausahawan hanya di atas kertas.

4. Malaysia

Sementara itu, Air Asia melakukan aksi yang berbeda. Inisiatif datang dari perusahaan untuk menyamakan hak driver dengan pegawai. Salah satunya mendapatkan gaji bulanan RM 3.000, mendapatkan rekening tabungan Employee Providence Fund (EPF) atau jaminan hari tua dan Social Security Organizations (Sosco) atau jaminan kecelakaan kerja. Mereka juga akan mendapatkan asuransi kesehatan, cuti tahunan hingga tunjangan perjalanan.

5. Spanyol

Sementara itu, dua penyedia layanan Deliveroo dan Uber Eats juga harus menyamakan status mitra sebagai pegawai, dengan memberikan gaji. Sebelumnya sejumlah keluhan kondisi mereka yang mengantar makanan bermunculan.


(mkh/mkh) Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi AI Bantu Bank Perluas Penyaluran Kredit, Dijamin Aman?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Jokowi Resmikan Lab Gadget Terbesar Asia Tenggara, Cek Kecanggihannya