cumi123

luck99 login - 9 Fakta Baru Perang Israel VS Iran Mau Pecah, G7 'Turun Gunung'

2024-10-08 06:27:33

luck99 login,totonusa login,luck99 login

Jakarta, CNBC Indonesia- Ancaman perang Israel dan Iran kini terjadi. Hal ini merupakan perkembangan terbaru dari krisis di Timur Tengah.

Perlu di ketahui selama sepakan ini Israel telah melancarkan serangan udara ke Lebanon untuk menghancurkan Hizbullah. Ini terjadi seiring masih berlangsungnya perang Israel di Gaza, yang 7 Oktober nanti tepat setahun.

Baca:
Detik-Detik Bom Meledak di Bandara Jepang, Puluhan Penerbangan Batal



Di sisi lain, Iran menembakkan 200 rudal ke Israel Selasa malam lalu. Kabinet perang Israel kini sedang mempertimbangkan tanggapannya untuk membalas dendam ke Teheran.

Berikut 10 fakta baru perang Israel dan Iran terancam pecah dirangkum CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2024).

Baca:
Lebanon: Bos Hizbullah Sepakat Gencatan Senjata Sebelum Dibunuh Israel

1.Iran Warning Serang Lagi Israel


Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negaranya tidak menginginkan perang. Tetapi, Iran akan memberikan "tanggapan yang lebih kuat" jika Israel membalas serangan Iran.

"Jika Israel balas menyerang, balasan kami akan lebih keras," ujarnya saat menghadiri KTT Dialog Kerja Sama Asia (ACD) di Doha, Qatar dikutip Anadolu Agency.

"Kami sangat menentang pertumpahan darah. Kami selalu bilang, kami ingin damai, kami ingin tenang... Namun, Israel mendesak kami melakukan ini," tambahnya.

Iran meluncurkan salvo sekitar 200 rudal balistik ke sasaran militer Israel, membuat sirene berbunyi keras di seluruh Israel dan mengaktifkan sistem pertahanan canggih negara itu. Ini dilakukan Iran sebagai pembalasan pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran Juli dan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah serta jenderal Iran di Beirut pekan lalu oleh Israel, termasuk pembantaian yang dilakukan Tel Aviv di Jalur Gaza dan Lebanon.

Baca:
Biden Frustrasi dengan Israel, Adu Mulut dengan Netanyahu



2.Israel Kembali Bombardir Beirut


Serangan Israel kembali terjadi di pusat kota Beirut, Lebanon. Hal ini menewaskan sedikitnya enam orang pada Kamis dini hari.

Ini adalah pertama kalinya Israel menyerang wilayah tersebut sejak 2006. Serangan udara tersebut menghantam sebuah gedung yang menampung Otoritas Kesehatan Islam yang berafiliasi dengan Hizbullah, menurut seorang warga di lingkungan tersebut.

"Otoritas tersebut memiliki kantor di satu lantai gedung tersebut," tulis CNN International.


3.Israel Klaim Serangan Terbatas ke Lebanon Bukan Operasi Besar-besaran

Sementara itu, Israel bersikeras bahwa operasi darat "terbatas" dan "terlokalisasi" yang dilancarkannya di Lebanon tidak sama dengan serangan besar. Padahal, tulis CNN International, situasi di lapangan menunjukkan sebaliknya.

Israel mengirim lebih banyak pasukan ke Lebanon selatan kemarin. Meski ukuran unit militer Israel dirahasiakan tetapi pasukan Israel mengatakan bahwa mereka mengirim satu divisi, yang biasanya terdiri dari sedikitnya 10.000 tentara.

Di sisi lain, seperempat wilayah Lebanon sekarang berada di bawah perintah evakuasi militer Israel. Beberapa penduduk telah didorong lebih dari 30 mil ke utara dari rumah mereka.

Baca:
Pembalasan Israel di Depan Mata, Ancam Kilang & Fasilitas Nuklir Iran

4.Pertempuran Darat Israel & Hizbullah

Pertempuran darat pasukan Israel dan pejuang Hizbullah terjadi di Lebanon selatan. Hal ini dikonfirmasi kedua belah pihak.

Israel mengumumkan kematian delapan tentara Israel yang tewas dalam pertempuran itu. Tak diketahui kekalahan Hizbullah.

Namun, pejabat senior AS mengatakan, serangan Israel dalam beberapa minggu terakhir telah menghancurkan sekitar 50% persenjataan Hizbullah. Ini termasuk kumpulan rudal balistik dan rudal jelajah yang tangguh serta roket.

5.Israel Bakal Serang Negara Arab Baru

Seorang pengusaha Israel yang diyakini dekat dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah membuat ancaman terselubung terhadap Yordania.

Roni Mizrachi, seorang kontraktor Israel yang terkenal, mengatakan kepada stasiun televisi sayap kanan Israel Channel 14 bahwa apa yang terjadi di Lebanon akan terjadi juga di Amman.

Hal ini menyusul peningkatan besar-besaran dalam serangan Israel terhadap Lebanon selama seminggu terakhir, yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan membuat sekitar 1 juta orang mengungsi.

Itu menimbulkan reaksi dari para menteri luar negeri Arab, termasuk Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi yang mengutuk serangan tersebut.

"Saya ingin memberi tahu Anda... mengapa kita semua picik," katanya dikutip dari laman The New Arab.

"Kini kita melihat Lebanon ... dalam 15 tahun ke depan Yordania akan menjadi negara berikutnya yang akan menjadi tempat orang-orang Iran memiliki kepentingan," tambahnya lagi.

"Oleh karena itu, Lebanon harus ditangani dengan keras dan 'kepala ularnya' harus dipukul," jelasnya merujuk Iran.

Khusus Iran, ia pun mengatakan bom atom harus diluncurkan ke negara itu. Menurutnya Iran harus diserang dengan bom dahsyat itu untuk melumpuhkan fasilitas-fasilitas persenjataannya.

"Ini mungkin dan kami memiliki kemampuan," tegasnya lagi.


6.Kedutaan Israel Dilempar Granat

Sejumlah insiden menimpa Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Kopenhagen, Denmark, dan Stockholm, Swedia. Hal ini terjadi saat Israel masih terus agresif dalam menyerang Gaza, Palestina, serta wilayah Lebanon.

Pada Selasa granat dilemparkan di dekat Kedubes Israel di Kopenhagen pada pukul 3:20 pagi waktu setempat dan menghasilkan dua ledakan. Ledakan tersebut merusak sebuah bangunan sekitar 100 meter dari bangunan kedutaan.

"Penyelidikan kami menunjukkan bahwa ledakan tersebut kemungkinan disebabkan oleh granat tangan," kata Juru Bicara Kepolisian Kopenhagen, Jens Jespersen, kepadaThe Guardian.

Atas insiden ini, tiga pria Swedia ditangkap di di Kopenhagen pada Rabu atas dugaan keterlibatan dalam ledakan di dekat Kedubes Israel. Belum ada informasi resmi terkait profil lengkap para orang yang ditangkap.

"Ketiga pria tersebut berusia antara 15 hingga 20 tahun. Masih terlalu dini untuk mengatakan apapun tentang motif atau apakah mereka bertindak sendiri," kata polisi.

7.Israel Yakinkan Pembalasan Dendam ke Iran Akan Terjadi

Israel meyakinkan pembalasan dendam ke Israel akan terjadi. Hal ini setidaknya dikatakan Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon.

"Apa yang terjadi adalah respons yang belum pernah terjadi sebelumnya dan seperti yang saya katakan hari ini di Dewan Keamanan, itu akan menjadi respons yang sangat kuat dan menyakitkan. Itu akan segera terjadi," kata Danon, seperti dikutipCNN International.

"Saya pikir mereka tahu bahwa kita memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan mana pun di Timur Tengah dan terserah kita untuk memutuskan bagaimana melakukannya dan apa yang menjadi target," lanjutnya.

Sementara itu, Israel dikabarkan sedang mempertimbangkan serangan balasan yang signifikan terhadap kilang minyak Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran pada Selasa malam. Mengutip laporan Axios, para pejabat Israel juga sedang berkonsultasi dengan AS untuk merencanakan respons militer itu.

Para analis memperkirakan bahwa Israel juga bisa menargetkan fasilitas program nuklir Iran. Meskipun langkah ini kemungkinan besar akan dihindari oleh AS karena dapat memperburuk eskalasi konflik.


8. Houthi Serang Tel Aviv


Kelompok Houthi di Yaman, yang merupakan bagian dari proksi Iran melakukan serangan pesawat nirawak (drone) ke Tel Aviv, Israel. Dalam sebuah pernyataan, Houthi mengatakan mereka melakukan operasi militer yang menargetkan target vital di wilayah Jaffa (Tel Aviv) milik Palestina, yang kini diduduki Israel.

"Operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya," ujar sekutu Lebanon di Hizbullah dan Hamas di Gaza itu dalam keterangan Kamis, dikutip AFP.

"Karena pesawat nirawak mencapai target mereka tanpa musuh dapat menghadapi atau menembak jatuh mereka," tambahnya.

9.G7 "Turun Gunung" di Perang Arab

Media Financial Timesmelaporkan bagaimana AS dan sekutu-sekutu baratnya kini berusaha membatasi respons Israel terhadap serangan rudal balistik Iran. Tindakan ini diharapan bisa mencegah konflik regional yang meluas agar tidak lepas kendali.

Presiden AS Joe Biden dilaporkan tengah berbicara dengan para pemimpin G7 Rabu waktu setempat. Ini untuk mengoordinasikan sanksi terhadap Teheran atas serangan tersebut dan memberi nasihat kepada Israel tentang responsnya.

"Kami akan berdiskusi dengan Israel tentang apa yang akan mereka lakukan...," kata Biden.

"Kami berenam setuju bahwa mereka memiliki hak untuk menanggapi, tetapi mereka harus menanggapi secara proporsional," tegasnya.

Baca:
Bus Sekolah Tabrakan & Terbakar saat Study Tour, 25 Guru-Siswa Tewas

(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Iran Ajak Negara Muslim Bersatu Hentikan Israel

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article PBB Beri Warning: Perang Besar Bisa Jadi Kenyataan di 2 Negara Ini