cumi123

mega4d togel - PMI Manufaktur RI Jeblok, Indonesia Terburuk di ASEAN?

2024-10-08 01:45:23

mega4d togel,asian 4d togel,mega4d togel

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan demi tekanan terus menghantui perekonomian di Indonesia hingga ASEAN. Begitu pula dengan data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Agustus 2024 yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan Juli 2024.

Untuk diketahui, PMI manufaktur menggambarkan aktivitas industri pada sebuah negara. Bila aktivitas manufaktur masih kencang maka itu bisa menjadi pertanda jika permintaan masih tinggi sehingga ekonomi cerah.

Namun berbeda halnya jika PMI manufaktur mengalami penurunan yang mengindikasikan jika permintaan cenderung rendah dan berdampak pada perekonomian yang terganggu termasuk tenaga kerja.

Baca:
Awal September, Jokowi Langsung Dapat 2 "Tamparan" Keras

Data PMI kerap digunakan untuk memahami ke mana arah ekonomi dan pasar serta mengungkap peluang ke depan. Oleh karena itu, negara dengan PMI manufaktur lebih dari 50 dianggap memiliki industri/manufaktur yang berjalan dengan baik/ekspansif. Ekonomi diperkirakan akan menanjak.

Sementara jika nilai PMI manufaktur kurang dari 50, maka aktivitas manufaktur sedang tidak baik atau dalam kategori kontraksi.

Berdasarkan S&P Global per Agustus 2024, PMI manufaktur negara-negara di ASEAN cenderung lebih rendah dibandingkan Juli 2024 meskipun beberapa relatif masih dalam zona ekspansif.

PMI manufaktur periode Agustus 2024 untuk Myanmar, Thailand, dan Indonesia mengalami kemunduran dibandingkan Juli 2024. Sedangkan Singapura justru naik tipis dan Malaysia serta Filipina tercatat stagnan.

Di ASEAN, penurunan terdalam datang dari Myanmar yakni dari 48,4 menjadi 43,4 pada Agustus 2024.

S&P Global mencatat, hal tersebut terjadi karena outputdan pesanan baru mengalami penurunan yang semakin cepat dan tajam. Pekerjaan di sektor manufaktur juga tetap dalam kondisi menurun, dan aktivitas pembelian semakin terhambat.

Tekanan harga juga meningkat selama Agustus, dengan biaya input naik pada kecepatan tertinggi dalam setahun. Akibatnya, perusahaan menaikkan tarif mereka pada tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, proyeksi produksi untuk 12 bulan ke depan adalah yang paling pesimis dalam sejarah survei ini.

Penyebab utama memburuknya kesehatan sektor ini adalah penurunan tajam dalam pesanan baru. Bisnis menyoroti bahwa kenaikan harga barang telah menurunkan aktivitas pelanggan. Kekerasan di dalam negeri dan banjir juga dikatakan telah mengakibatkan penurunan permintaan.

Baca:
Pak Jokowi Ini Darurat! PMI Manufaktur Kontraksi Lagi, Bisa PHK Masal

Begitu pula dengan Indonesia yang menunjukkan PMI manufaktur menurun dan dua bulan beruntun mengalami kontraksi.

S&P Global menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia jatuh dan terkontraksi ke 48,9 pada Agustus 2024. Artinya, PMI Manufaktur Indonesia sudah mengalami kontraksi selama dua bulan beruntun yakni pada Juli (49,3) dan Agustus.

PMI juga terus memburuk dan turun selama lima bulan terakhir. PMI anjlok dari 54,2 pada Maret 2024 dan terus anjlok hingga Agustus 2024.

Dalam laporan S&P Global mencatat, permintaan pasar turun dibandingkan Juli dan faktor utamanya adalah penurunan permintaan baru. Penurunan permintaan asing juga semakin cepat hingga paling tajam sejak bulan Januari 2023. Selain karena berkurangnya permintaan ekspor secara umum, beberapa panelis melaporkan bahwa tantangan pengiriman global membebani penjualan.

Melemahnya produksi dan permintaan baru menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabrik sektor manufaktur Indonesia. Secara umum, tingkat susunan staf menurun selama dua bulan berturut-turut, meski hanya sedikit. Dilaporkan bahwa tidak ada penggantian karyawan yang keluar atau pemberlakuan PHK sementara karena penjualan dan produksi menurun.

Economics Director S&P Global Market Intelligence, Paul Smith mengatakan bahwa penurunan pada perekonomian sektor manufaktur Indonesia pada Agustus ditandai oleh penurunan tajam pada permintaan baru dan output selama tiga tahun.

"Tidak mengejutkan bahwa perusahaan menanggapi dengan mengurangi karyawan, meski banyak yang percaya bahwa ini berlangsung sementara. Nampaknya hal ini menggambarkan kepercayaan diri bahwa kondisi pengoperasian akan membaik dan akan bertahan positif meski turun sedikit pada bulan Juli," ujar Paul.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)