NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun- Pemerintah Desa (Pemdes) Campurasri, Kecamatan Karangjati, menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan seni budaya dan tradisi leluhur melalui partisipasi dalam pawai karnaval budaya peringatan HUT ke-79 RI, 20 Agustus lalu.

Dengan mengusung tema "Campurasri Kidung Rahayu Rumeksa Bumi," Pemdes Campurasri mempersembahkan berbagai pertunjukan seni budaya yang memukau, termasuk tari teatrikal Ramayana, senam kreasi, dan prosesi nyadran.

"Kami ingin memohon keselamatan dan mensyukuri anugerah Tuhan YME melalui prosesi Nyadran," ungkap Sunarto, Kepala Desa Campurasri.

Pawai ini melibatkan seluruh desa di Kecamatan Karangjati serta lembaga pendidikan dari tingkat SD hingga SMA.

SENI WAYANG: Miniatur kesenian Wayang Tengul juga menghiasi barisan karnaval Desa Campurasri. (SATRIO JATI/RADAR MADIUN)

Desa Campurasri menurunkan sekitar 80 personil, terdiri dari warga, pamong desa, perangkat RT/RW, kader PKK, pemuda, dan komunitas setempat.

Berbagai kesenian khas, seperti Gambyong dan Wayang Tengul, ditampilkan, serta kostum kreasi yang menggambarkan hasil bumi desa, seperti kostum melon, jerami, kulit jagung, kacang panjang, dan pelepah pisang.

"Perwakilan dari 8 RW mengenakan kostum hasil bumi," tambah Sunarto.

Dia menekankan bahwa pawai tahun ini terasa lebih berkesan karena antusiasme penonton dan peserta yang sangat tinggi.

EPIK: Penampilan peserta Desa Campurasri pada karnaval mengenakan kostum epik dan mewah. (SATRIO JATI/RADAR MADIUN)

"Kami berharap tahun depan even ini tetap semarak dan semakin meriah," harapnya.

Ke depan, anggaran pawai tahun depan akan dioptimalkan.

Sunarto menyebut beberapa lembaga seperti kelompok tani dan Pamsimas juga akan berkontribusi secara mandiri, sehingga anggaran desa bisa lebih difokuskan pada program prioritas lainnya.

"Ini penting agar anggaran desa dapat digunakan untuk pembangunan, bantuan bagi warga miskin, dan sektor lain demi kesejahteraan masyarakat," pungkasnya. (rio/naz/*)