cumi123

dewaslot99 vip - Usai Jepang

2024-10-07 23:54:53

dewaslot99 vip,agama marselino,dewaslot99 vipJakarta, CNN Indonesia--

Usai menghantui negara Asai Timur seperti Jepangdan Korea Selatan, kiniĀ resesi seksjuga mulai menghantui negara Asia Tenggara seperti Thailand.

Istilah resesi seks mengacu pada penurunan gairah seseorang untuk berhubungan seks, memiliki anak, dan menikah yang disebabkan banyak berbagai faktor.

Lihat Juga :
3 Jurus Timnas Iran Bikin Piala Dunia Ajang Curhat Negara sedang Gawat

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, tingkat kesuburan dan jumlah kelahiran dilaporkan terus menyusut di Thailand saat populasi yang ada semakin menua.

Dalam Konferensi Keluarga Berencana di Pattaya pada awal November lalu, tren demografis Thailand menyusut drastis jika dibandingkan era 1960 dan 1970-an. Saat itu, rata-rata keluarga memiliki sampai tujuh anak sehingga tingkat kelahiran 6.1.

[Gambas:Video CNN]

Pada 2020, angka kelahiran menyusut menjadi 1.24, lebih rendah dari tingkat peremajaan populasi yang sebesar 1.6, dikutip The Straits Times.

Tahun lalu, Thailand juga mencatat 544 ribu kelahiran, terendah selama enam dekade.

Pemerintah setempat mendorong lebih banyak pasangan untuk memiliki bayi.

Pemerintah bahkan ikut melibatkan influencer dan tokoh publik untuk membantu kampanye mendorong warga agar mau memiliki lebih banyak anak.

Promosi di media sosial ditujukan bagi pasangan muda agar tidak memilih childfree atau tidak mempunyai anak.

"Tetapi rencana itu tidak berjalan," kata Direktur Biro Kesehatan Reproduksi Thailand, Bunyarit Sukrat.

"Tidak semua orang dapat memahami maksud dan tujuan program tersebut," lanjut dia.

Pilihan Redaksi
  • Menang Pemilu, Chiang Wan An Jadi Wali Kota Taipei Termuda
  • Singapura Resmi Cabut UU Kriminalisasi Seks Gay
  • Warga Iran Ribut usai Piala Dunia, Pendukung Demo Ditampar-Diteriaki

Sejak beberapa tahun terakhir, Thailand juga makin getol memperbaiki berbagai fasilitas publik seperti pusat penitipan anak dan pusat kesuburan bagi para calon dan orang tua.

Di tengah ancaman krisis demografi, para ahli keluarga berencana di Thailand juga meminta pemerintah memberikan perhatian lebih kepada populasi yang menua agar tetap produktif.

"Kita harus memikirkan kembali persepsi kita tentang demografi senior. Karena jika kita tidak mengubah tantangan ini menjadi peluang, itu tentu akan terjadi krisis," kata Asisten Profesor Piyachart Phiromswad, yang berspesialisasi dalam ekonomi kependudukan di Thailand.

"Bukti telah menunjukkan bahwa tidak mungkin untuk sepenuhnya membalikkan penurunan tingkat kesuburan. Kita perlu mengalihkan fokus pada orang-orang yang ada dan melihat populasi lanjut usia sebagai sumber produktivitas," katanya, mencatat bahwa teknologi, perawatan kesehatan, dan perubahan pola pikir dapat memungkinkan orang lanjut usia tetap berkontribusi dan produktif.

(rds/rds)