cumi123

orang kaya 2d togel - Kronologi & Penyebab Perang Baru Mungkin Meletus antara AS VS Jepang

2024-10-08 01:40:50

orang kaya 2d togel,mimpi rehab rumah,orang kaya 2d togel

Jakarta, CNBC Indonesia- Konflik kini muncul antara dua sekutu yakni Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Hal ini terkait sikap proteksionis AS ke industri baja negara tersebut, yang menghalangi akusisi perusahaan Jepang di Paman Sam.

Ini dikhawatirkan menimbulkan "perang dagang" baru. Kondisi ini tak biasanya karena AS biasanya menyasar China.

Baca:
PD 3 Minggir! 'Kiamat' Baru Segera Hantam Bumi, Picu 9 Peperangan

Bagaimana Kronologi dan Penyebabnya?

Ini terjadi saat pemerintah Presiden Joe Biden memberikan peringatan kepada perusahaan baja asal Jepang, Nippon Steel. Hal ini terjadi setelah perusahaan tersebut melakukan akuisisi senilai US$ 14,9 miliar (Rp 229 triliun) terhadap produsen lokal US Steel.

Dalam sebuah keterangan kepada Reuters, tiga sumber mengatakan kesepakatan akuisisi tersebut menimbulkan resiko keamanan nasional dengan merugikan industri baja Amerika. Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) mengatakan kesepakatan itu juga akan terus secara agresif berdagang dan mematikan saingan.

"Komite telah mengidentifikasi risiko terhadap keamanan nasional Amerika Serikat yang timbul sebagai akibat dari transaksi itu," bunyi surat CFIUS, menurut salah satu sumber, Rabu, dikutip Jumat (6/9/2024).

Baca:
Kim Jong Un Tembak Mati 30 Pejabat Korut karena Gagal Cegah Banjir

Akuisisi ini juga mendapatkan bola panas dari partai-partai besar di AS, Partai Republik dan Partai Demokrat. Wakil Presiden AS dan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mengatakan dirinya ingin US Steel dimiliki dan dioperasikan oleh Amerika sementara saingannya dari mantan Presiden AS dan kandidat presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, berjanji untuk memblokir akuisisi itu jika terpilih.

Komentar US Steel dan Jepang

Dengan adanya situasi ini, US Steel pun buka suara. Mereka menyebut pembatalan akuisisi akan berdampak serius bagi pasokan baja di Negeri Paman Sam.

"Penolakan transaksi ini akan menyebabkan penghentian operasional fasilitas tanur sembur US Steel; kemungkinan akan menyebabkan hilangnya ribuan pekerjaan; dan pada akhirnya melemahkan kualitas dan ketahanan pasokan baja untuk industri-industri di AS," tulis mereka dalam sebuah pernyataan.

"AS bertindak dalam masalah ini bukan atas dasar fakta, hukum, atau kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat, tetapi atas dasar politik dan eksploitasi," tambahnya.

Lebih lanjut, US Steel juga mengatakan bahwa tidak ada untuk keamanan nasional yang dilanggar dengan adanya pembelian ini. Malah sebaliknya, banyak keuntungan yang bisa didapat untuk mempertahankan perusahaan tersebut dalam industri ini.

"Kami sepenuhnya berharap untuk mengupayakan semua opsi yang memungkinkan berdasarkan hukum guna memastikan transaksi ini, yang merupakan masa depan terbaik bagi Pennsylvania, pembuatan baja Amerika, dan semua pemangku kepentingan kami, tuntas," imbuh juru bicara US Steel.

Mengutip BBC News, sebenarnya pengambilalihan itu akan menciptakan salah satu perusahaan baja terbesar di dunia di luar China. Bahkan beberapa pujian telah diberikan investor sebagai jawaban atas kesulitan yang dialami perusahaan yang terlah berusia 123 tahun itu.

Saham US Steel anjlok hampir 20% setelah laporan penolakan pemerintah AS tersebut. US Steel sendiri berkantor pusat di Pennsylvania.

Pemerintah Jepang sendiri belum memberi keterangan soal ini. Namun pekan lalu, Nippon Steel sempat mengatakan pihaknya berencana untuk berinvestasi lebih dari US$ 2,7 miliar di Mon Valley Works Pennsylvania dan Gary Works di Indiana untuk mendukung masa depan manufaktur bagi masyarakat tersebut.

Nippon Steel mengatakan bahwa manajemen senior inti serta mayoritas anggota dewan di perusahaan AS akan menjadi warga negara AS jika kesepakatan itu berlanjut.

Baca:
Putin Umumkan Siap Berunding dengan Ukraina

Perang Dagang dengan Sekutu

Hingga 2020, CIFUS sebenarnya secara resmi hanya memblokir lima investasi asing di negeri itu. Rata-rata melibatkan China, musuh ekonomi AS, bukan Jepang yang sekutu Paman Sam.

"Meskipun keterlibatan CFIUS membuat kasus ini tidak biasa, intervensi politik dalam industri baja tidaklah demikian," kata seorang peneliti tamu di Peterson Institute for International Economics dan mantan pengacara perdagangan yang telah bekerja dengan berbagai perusahaan, termasuk US Steel, Alan Wolff dikutip laman Inggris itu.

Lebih dari 20 tahun yang lalu, kata dia, di masa Presiden AS George W Bush, perlindungan untuk baja juga dilakukan. Padahal Bush dikenal sebagai "seorang pedagang bebas".

Pemerintahan Trump kala ia berkuasa sebelum Biden, juga ditandai dengan perang dagang dengan tarif yang diberlakukan untuk melindungi para pembuat baja AS. Biden, kata dia, memang mengubah aturan perlindungan tersebut tetapi masih mempertahankan beberapa "penjagaan" yang memicu ketegangan dengan sahabat-sahabat AS.

"Posisi ekonomi baja AS ... mungkin telah menyusut, tetapi masih memainkan peran besar dalam jiwa nasional kami (AS)," tambah Wolff.

"Itu memiliki peran besar dalam pandangan kami tentang ke mana manufaktur 'telah pergi' dan ancaman terhadap pekerjaan manufaktur. Itu adalah bagian besar dari pemerintahan Biden dan itu adalah bagian besar dari pemilihan (pilpres AS)," jelasnya.

Baca:
'Perang' China vs Kanada Makin Ngeri, Xi Jinping Resmi Balas Dendam

(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: Gedung Putih "Kode" Tolak Akuisisi US Steel oleh Nippon Steel

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article AS & China 'Perang' Lagi, Indonesia Bisa Gigit Jari