cumi123

matahitam live - Kenapa Demo Dukung Gaza di Kampus AS Cepat Meluas Bak Tsunami?

2024-10-08 05:29:49

matahitam live,grup wa 18+ 2023,matahitam liveJakarta, CNN Indonesia--

Amerika Serikat ketar-ketir menghadapi gelombang demonstrasi mendukung Palestinadi kampus-kampus yang cepat meluas seperti tsunami.

Demonstrasi itu bermula dari Columbia University pada April lalu dan menjalar ke kampus lain. Pedemo menjalankan aksi damai dan banyak yang mendirikan perkemahan di area kampus.

Lihat Juga :
ICC Disebut Rilis Perintah Tangkap Netanyahu Pekan Ini, AS Mengancam

Namun, demonstrasi ini diwarnai penangkapan massal dan tindak tegas bahkan kekerasan dari aparat kepolisian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profesor ilmu politik di Universitas California, Omar Wasow, membeberkan dari sisi teknis aksi bisa meluas.


Menurut dia salah satu cara memahami gerakan protes menyebar adalah "model tepuk tangan." Wasow lantas membandingkan fenomena itu dengan menonton teater.

"[Dalam penonton teater] jika beberapa orang di depan berdiri, maka orang lain mulai berdiri, dan itu mengalir melalui auditorium," ujar Wasow, dikutip New York Timespada April lalu.

Dia tak heran jika "tepuk tangan" dimulai dari Universitas Columbia. Kedekatan universitas tersebut dengan media nasional di New York dan sebagai institusi Ivy League menjadikan posisi kampus itu menonjol.

Lihat Juga :
Kolombia Akan Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Universitas Columbia, lanjut Wasow, serupa dengan seseorang yang berada di barisan depan sebuah auditorium.

Dengan demikian, protes pro-Palestina di sana menarik perhatian lebih luas dibandingkan di tempat lain.

Selain itu, Universitas Columbia juga merupakan rumah bagi sejumlah besar mahasiswa Yahudi, banyak yang merasa takut terhadap serangan anti semit dari pengunjuk rasa.

Ekspresi ketakutan ini memicu lebih banyak liputan media dan pengawasan politik.

Pada 18 April, polisi menangkap lebih dari 100 pedemo di Universitas Columbia karena dianggap melanggar aturan. Aturan yang dimaksud adalah tak membongkar tenda meski ada perintah.

Lihat Juga :
Isi Dokumen Terbaru Negosiasi Israel-Hamas Diklaim Bocor

Penangkapan di Universitas Columbia lalu memicu demonstrasi di kampus lain.

"Konflik di sana kemudian berkontribusi ke kaskade besar ini, kampus-kampus lain ikut bergabung, dan media lain di seluruh negeri dan di seluruh dunia juga menaruh perhatian," kata Wasow.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Para pengamat meyakini demo tak akan menjadi perhatian jika tanpa penangkapan.

Selain itu, Universitas Columbia merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk memulai "tepuk tangan" karena konteks politik.

Sebelum aksi, Kongres menggelar rapat dengar pendapat dari sejumlah pemimpin kampus termasuk Universitas Columbia.

Di kampus itu sempat muncul slogan From the river to the sea, Palestine will be free, dan hidup Intifada.

Saat itu, Kongres menuduh Presiden Universitas Columbia Nemat Shafik membiarkan gerakan anti semit di kampus tersebut. Shafik tak membela mahasiswa maupun fakultasnya dan malah balik menyalahkan mereka.

Lihat Juga :
Netanyahu Buka Suara usai Disebut Ketar-ketir Mau Ditangkap ICC

Mahasiswa dan mahasiswi yang marah lalu semakin mengintensifkan demo mereka. Ini memicu kelompok kanan bertindak yang ditanggapi kampus dengan mengundang polisi.

Kembali lagi soal aksi yang meluas, Profesor ilmu politik yang mempelajari gerakan sosial dan politik partai AS di Universitas Johns Hopkins, Daniel Schlozman, menduga tren ini menjalar karena konteks politik partisan di AS alih-alih peristiwa di Gaza.

"Dasar politik adalah menemukan isu-isu yang menyatukan pihak Anda dan memecah belah pihak lain", kata dia.

Perang di Gaza telah menjadi contoh nyata bagi Partai Republik yang berhaluan kanan. Mereka secara luas bersatu mendukung Israel.

Partai Republik menggambarkan universitas sebagai simpatisan teroris yang mengancam nilai-nilai inti Amerika dan eksistensi mereka.

Partai Demokrat sementara itu terpecah mengenai agresi Israel di Gaza.

Jadi bagi anggota parlemen Partai Republik, mengkritik rektor universitas karena gagal melindungi mahasiswa Yahudi dari anti semitisme adalah isu politik yang berguna. Ini berpotensi memperdalam perpecahan di kalangan Demokrat.

Lihat Juga :
Isi Dokumen Terbaru Negosiasi Israel-Hamas Diklaim Bocor

Schlozman menilai para politisi Partai Republik akan memandang penangkapan pedemo adalah sebuah pesan tersendiri.

"Lihat, kami menang. Kita bisa memecah belah koalisi lawan kita," kata dia.

Profesor hubungan internasional dari Universitas Georgia, Cas Mudde, punya pendapat serupa.

"Tidak ada keraguan bahwa serangan terhadap universitas-universitas Amerika saat ini merupakan kemenangan politik besar bagi kelompok sayap kanan," kata Mudde, dikutip The Guardian.

Lebih lanjut, dia menerangkan kelompok sayap kanan tidak hanya memobilisasi dan menyatukan basis konservatif, mereka juga memecah belah basis oposisi liberal.