JOGJAKARTA, Jawa Pos Radar Madiun– Misteri terkait aktivitas tak wajar dalam kasus mutilasi Redho Tri Agustian akhirnya terjawab. Ini setelah Polda DIJ mengungkap hal tersebut didepan sejumlah awak media.  

Sontak keterangan itu menjawab rumor yang berkembang liar di masyarakat terkait aktivitas wajar yang dilakukan antara korban mutilasi Redho Tri Agustian dengan Waliyin dan RD (kedua pelaku).

"Itu (aktivitas tidak wajar, Red) kekerasan berupa pemukulan begitu keterangan dari pelaku," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIJ Kombes Pol FX Endriadi kepada wartawan, seperti dikutip dari JawaPos.com, Selasa (1/8).

Hingga saat ini, jenazah Redho Tri Agustian masih berada di RS Bhayangkara Kalasan. Sudah dilakukan tes DNA terhadap Redho dan orang tuanya dengan hasil yang identik sama. Endriadi mengatakan, pengembalian jenazah Redho ke keluarga menjadi kewenangan RS Bhayangkara.

Baca Juga: Soal Kasus Mutilasi Redho Tri Agustian, Tetangga Kos Waliyin Sebut Pernah Lihat Waliyin Kedatangan Tamu Cowok

Sementara itu, Endriadi juga memastikan jika korban mutilasi ialah Redho yang merupakan mahasiswa UMY yang sempat dikabarkan menghilang beberapa waktu lalu. Tes DNA Redho juga sudah ke luar pada Minggu (30/7) malam.

"Sudah keluar (hasil tes DNA, Red). Jadi antara sample orang tua dengan hasil tes DNA tulangnya itu identik satu. Jadi, potongan-potongan tubuh itu satu tubuh lah," tambahnya.

Diketahui, Redho menjadi korban mutilasi dua pelaku yakni Waliyin dan RD di sebuah kos di Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman. Potongan tubuh Redho dibuang oleh kedua pelaku di beberapa lokasi. Seperti di Tempel dan Turi Sleman.

Waliyin merupakan warga Magelang sedang RD merupakan warga Jakarta. Keduanya sekarang mendekam di balik jeruji besi Mapolda DIY. Sebelumnya keduanya ditangkap di Bogor, Jawa Barat. (jawapos.com/sib)