Israeldisebut-sebut akan mengepung dan ingin melenyapkan pasukan khusus Hizbullah di Lebanon Selatan saat melancarkan invasi terbatas pada hari ini, Selasa (1/10).

Analis militer dan keamanan di Brussel, Elijah Magnier, mengatakan pasukan Israel semakin bertambah di perbatasan negara dengan Lebanon.

Lihat Juga : Kenapa Tentara Lebanon Mundur Ogah Bantu Hizbullah saat Invasi Israel?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari sumber terbuka [intelijen] kami memahami Israel telah menyiapkan setidaknya 18 brigade. Jadi kita bicara sekitar 70.000 hingga 100.000 tentara," ujar Magnier, dikutip Al Jazeera.

Magnier juga mengatakan Israel saat ini meyakini sudah menghancurkan unit rudal Hizbullah sekitar 60-70 persen.

Komposisi kekuatan milisi di Lebanon selatan itu, sebagian besar terdiri dari unit rudal dan pasukan khusus.

"Dan sekarang, yang diinginkan Israel adalah mengepung pasukan khusus yang dikerahkan. Dua unit di selatan Sungai Litani dan satu unit di utara Sungai Litani," ujar dia.

Lebih lanjut, Magnier mengatakan keputusan menyerang ketiga unit itu akan bergantung pada pertempuran pertama pasukan Israel di selatan Sungai Litani.

"Namun, saya tidak yakin Israel akan langsung menyerang kedua unit ini. Ini tidak akan seperti Gaza," ungkap dia.

Lihat Juga : KILAS INTERNASIONALKondisi Jasad Bos Hizbullah sampai Israel Minta Tolong AS Cegah Iran

Israel mulai melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada hari ini. Invasi tersebut menjadi yang pertama sejak 2006.

Dalam invasi kali ini, pasukan pertahanan Israel (IDF) menyatakan operasi itu berupa serangan "terbatas, terlokalisasi, dan tertarget" terhadap sasaran Hizbullah.

Dalam beberapa jam terakhir, Israel telah mengerahkan tentara melintasi perbatasan. Belasan tank juga tampak terparkir di Israel utara.

Penduduk di Aita Al Shab, wilayah perbatasan Lebanon, melaporkan ledakan hebat dan mendengar desingan pesawat tak berawak bak di atas kepala.

Lihat Juga : Italia Siap Kirim Pasukan Bantu Dirikan Negara Palestina

Israel juga mengebom kamp pengungsi warga Palestina terbesar di Lebanon, Ein Al Hilweh.

Selama dua pekan terakhir, Israel menggempur habis-habisan Lebanon. Pada Sabtu, mereka membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Invasi dan serangan Israel belakangan ini ke Lebanon mengingatkan publik soal operasi mereka di negara tetangganya pada 18 tahun lalu.