Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia mencatatkan kontraksi sektor manufaktur selam 3 bulan beruntun. Hal ini tercermin dari rilis Data S&P Global merilis data Market Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang tercatat 49,2 pada September 2024 setelah sebelumnya tercatat 48,9 di Agustus dan 49,3 di Juli 2024.

Terakhir kali Indonesia mencatat kontraksi manufaktur selama tiga bulan beruntun adalah pada awal pandemi Covid-19 2020 atau empat tahun lalu di mana aktivitas ekonomi memang dipaksa berhenti untuk mengurangi penyebaran virus.

Kepala Center of Industry, Trade and Investment INDEF, Andry Satrio Nugroho menyebutkan anjloknya daya beli dan turunnya permintaan global utamanya China menjadi penyebab anjloknya kinerja manufaktur.

Di sisi lain, gempuran produk impor turut menjadi penekan industri dalam negeri untuk memasarkan produknya di pasar domestik. Jika hal ini dibiarkan maka akan menjadi bom waktu yang siap meledak

Seperti apa pengamat melihat tekanan sektor manufaktur RI? Selengkapnya simak ulasan Syarifah Rahma dengan Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Danang Girindrawardana dan Kepala Center of Industry, Trade and Investment INDEF, Andry Satrio Nugroho dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 01/10/2024)