cumi123

keluaran pakong 888 - Bank Diramal Kiamat Gara

2024-10-08 00:25:35

keluaran pakong 888,49 di erek erek,keluaran pakong 888

Jakarta, CNBC Indonesia -Industri jasa keuangan seperti perbankan terlihat mau 'kiamat' satu dekade lalu gara-gara disrupsi teknologi finansial atau fintech.

Saat itu, tepatnya 2014, terlihat tidak ada masa depan bagi bisnis jasa keuangan karena semua digantikan teknologi.

Era itu diistilahkan un-bundling, di mana fintech menguasai produk keuangan untuk kartu kredit, pembukaan tabungan, e-wallet, dan lain sebagainya.

Maju ke 10 tahun kemudian, ternyata tidak semua perusahaan fintech mampu bertahan dan menghasilkan profit.

Division Head Digital Inovation BRI Kaspar Situmorang menjelaskan bahwa terbukti jika suatu perusahaan hanya bermain di bisnis single vertival saja dan meng-unbundling produk-produk dari pemain konvensional akan sulit untuk cuan.

Pilihan Redaksi
  • Bank RI ini Masuk Daftar Perusahaan Terpercaya Dunia, Cek Labanya
  • Bos BRI Nilai UMKM Bisa Bantu Peningkatan Tax Ratio

"Kalau misalnya kita punya cuma wallet saja, tidak cukup untuk menutup biaya operasional kita. Kalau kita hanya punya satu single vertical bisnis saja, tidak cukup untuk menutupi biaya kita," ujar Kaspar dalam Forum Digital BUMN Summi 2024, Rabu (25/9/2024).

Maka akhirnya yang terjadi adalah pemain-pemain fintech membangun ulang bisnis selayaknya yang sudah dilakukan oleh jasa keuangan konvensional.

AI Ubah Bisnis Perbankan

Bisnis perbankan konvensional pada umumnya adalah tentang bundling, seperti buka tabungan, harus ada juga untuk pinjaman supaya bisa menutup biaya operasional.

Namun saat ini, hampir seluruh industri jasa keuangan melakukan great re-bundling, yang sama sekali berbeda selama 50 tahun terakhir.

"Kalau kita lihat re-bundling yang kali ini, yang paling beda. re- bundlingnya tadi itu karena sudah menggunakan open AI tadi misalnya. Open API tadi misalnya," jelas Kaspar.

"Kali ini re-bundlingnya tadi bagaimana cara kita menjual ke customer tadi, lebih relate, lebih relevan begitu. Harus menggunakan more AI kita bilang," imbuhnya.

Agar AI bisa dipakai dimana-mana, jasa keuangan harus memperbanyak API-nya. Jadi 'pemenang'nya adalah mereka yang paling bisa mengelola AI untuk pengalaman konsumen dan punya banyak API.

"Jadi AI, open API apapun itu, it's all about bagaimana kita kasih customer service yang excellent," kata dia.

"Yang tadinya di industri jasa keuangan, itu kita sangat mesin sentrik gitu. Nah, sekarang kita pindah bagaimana caranya supaya lebih human centric gitu." imbuhnya.


(fab/fab) Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Layanan Keuangan Berbasis AI, Bisnis Bisa 'Naik Kelas'?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Menkominfo Apresiasi Peran Ajaib Dalam Dunia Keuangan RI