Bank Rakyat Indonesia menegaskan bahwa digitalisasi berperan vital dalam pemberdayaan dan upaya membangun keberlanjutan usaha, terlebih bisnis di Indonesia mayoritas dilakukan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah dengan kontribusi mencapai 60 persen terhadap PDB.

Sepanjang tahun 2023, sebanyak 99 persen transaksi BRI dilakukan melalui kanal digital. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, pemanfaatan teknologi digital akan mampu menjangkau pelaku usaha secara masif demi peningkatan kompetensi dan kapasitas pelaku usaha, efisiensi operasional, hingga membukakan akses pasar yang lebih luas.

"Pendekatan holistik program pemberdayaan BRI disesuaikan dengan kebutuhan UMKM menjadi kunci penting dalam mengurai kompleksnya permasalahan pengembangan usaha mikro," kata Supari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro (mantri) sebagai financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah turut menjadi backbone pelaksanaan.

Menurut Supari, keberagaman jenis pemberdayaan yang dimiliki BRI menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam memberi solusi terhadap pengembangan ekosistem UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro.

Contohnya, pada level ultra mikro, BRI melalui aplikasi Senyum Mobile berupaya menjembatani tiga entintas ke dalam satu ekosistem layanan yang terintegrasi. Selain itu, guna mendorong digitalisasi kelompok ultra mikro, juga dikembangan AgenBRILink mekaar yang terbukti mampu mendorong inklusi dan literasi keuangan digital.

"BRI memiliki konsep pemberdayaan UMKM secara end to end, yakni pemberdayaan dari fase dasar hingga pengembangan platform berbasis digital yang mampu menjadi solusi pengembangan ekosistem UMKM. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa UMKM mempunyai daya saing dan mampu beradaptasi dengan pasar," kata Supari.

Pada BRI Microfinance Outlook 2024, hal serupa diungkapkan oleh Managing Director of the KIT Knowledge Unit Mayada, El-Zoghbi. KIT Royal Tropical Institute merupakan pusat studi independen bagi para ahli yang berfokus pada sustainable economic development, global health, dan gender.

di Indonesia sendiri, pertumbuhan digitalisasi terbukti oleh pengguna internet yang mencapai 202,6 juta orang, dengan 64 persen total penduduk Indonesia sudah memiliki ponsel.

"Sebanyak 89 persen rumah tangga memiliki setidaknya satu telepon, lalu dua juta UMKM menggunakan e-commerce, dan 90 persen pedagang telah mengadopsi pembayaran QRIS," papar Mayada El-Zoghbi.