cumi123

erek bendera - Jokowi soal Ancaman Pandemi Baru di G20: WHO Harus Lebih Bertaring

2024-10-08 05:41:00

erek bendera,jayatogel 4d,erek benderaNusa Dua, CNN Indonesia--

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih diperkuat dan lebih garang lagi dalam mencegah darurat kesehatan global di masa depan.

Jokowi mengatakan belajar dari pandemi Covid-19, dunia harus lebih memperhatikan kesiapan arsitektur kesehatan global.

Lihat Juga :
Bocoran Deklarasi G20 Bali: Negara Kompak Kecam Putin Invasi Ukraina

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Salah satunya) kita perlu WHO yang lebih kuat dan bertaring," ucap Jokowi lagi.

Selain itu, Jokowi juga menegaskan solidaritas dan keadilan harus menjadi ruh dalam membentuk arsitektur kesehatan global.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengumumkan bahwa G20 juga berhasil menciptakan mekanisme pandemic fund.

Pilihan Redaksi
  • 3 Poin Penting Pidato Jokowi saat Buka KTT G20 di Bali
  • Zelensky Pamer Kemenangan Ukraina di Depan Menlu Rusia di KTT G20 Bali
  • Sindir Putin, Zelensky Sebut G19 Bukan G20 di Depan Jokowi-Biden

Menurutnya, ini perlu ditambah dengan kontribusi pendanaan agar berfungsi optimal dalam menangani segala ancaman kesehatan global.

"Indonesia berkomitmen US$50 juta (dalam pandemic fund). G20 ikut mengawal proses pebentukan traktat pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapan di tingkat nasional, kawasan, dan global," ujar Jokowi.

Akhir pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tiga negara G20 telah menyatakan komitmennya menyuntikkan dana untuk pandemic fund. Negara-negara tersebut adalah Australia, Prancis, dan Arab Saudi.

Hal itu diungkapkan dalam konferensi pers 2nd G20 Joint Finance and Health Ministers Meeting di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11).

Sri Mulyani menuturkan komitmen masing-masing negara akan diumumkan oleh kepala negara di sela-sela KTT G20 ini.

Dari data terakhir, pandemic fund membutuhkan US$31,3 miliar per tahun dan saat ini baru terkumpul US$20,6 miliar. Artinya, masih ada kekurangan dana sebesar US$10 miliar.Namun, Indonesia meyakini jumlah bantuan komitmen ini akan bertambah sepanjang KTT G20 berlangsung. Nantinya, dana ini akan disimpan oleh trustee, dalam hal ini Bank Dunia.

(rds/rds)