cumi123

bravo togel alternatif - Wah! Saham Bank BUMN Lagi 'Hot' Semua

2024-10-07 21:56:58

bravo togel alternatif,radian4d,bravo togel alternatif

Solo, CNBC Indonesia -Bank pelat merah tengah berpesta seusai bank sentral Amerika Serikat, yakni The Federal Reserve atau The Fed dan Bank Indonesia kompak memangkas suku bunga acuannya.

Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, beberapa bank BUMN tengah menikmati kapitalisasi pasar yang tinggi seusai penurunan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 50 basis points (bps) kemarin, dan BI Rate 25 bps.

"Ini setelah penurunan Fed kemarin harga sahamnya lagi hot semua ini, market cap nya BRI di Rp 800 triliun, Mandiri di Rp 700 triliun, dan yang terakhir adiknya ini yang paling kecil BSI bahkan naiknya signifikan year to date 80% kenaikan sahamnya, ini sekarang market capnya Rp 150 triliun BSI," kata Kartiko dalam acara Kongres ISEI XXII di Solo, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2024).

Baca:
BI Rate Dipangkas, Saham BRI (BBRI) Moncer! Segini Target Harganya

Sebagaimana diketahui, Mandiri Sekuritas dalam riset terbarunya sebetulnya sudah memproyeksikan saham BBRI hingga akhir tahun 2024 bisa mencapai harga Rp 6.000 per lembar.

Jika mengacu pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (19/9/2024) di harga Rp 5.500 per lembar, maka masih ada potensi kenaikan sekitar 9,09%.

Saat ini, kapitalisasi pasar (market cap) saham BBRI sudah mencapai Rp 838,57 triliun. Sementara price to earning ratio (PER) saham BBRI berada di angka 14,03, dengan price to book value (PBV) di 2,73.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga sudah mengatakan bahwa penurunan suku bunga The Fed memiliki dampak luas pada pasar global. Penurunan ini berdampak setidaknya pada pertumbuhan kredit hingga profitabilitas perbankan.

"Dengan demikian penurunan FFR juga dapat berdampak pada menurunnya suku bunga di dalam negeri yang tentu juga mendorong meningkatnya pertumbuhan kredit perbankan Indonesia," jelas Dian dalam jawaban tertulis, dikutip Kamis, (19/9/2024).

Baca:
Saham Bank Himbara Melesat, Investor AS - Korea Rajin Akumulasi!

Selain itu, penurunan FFR juga dapat memberikan dampak positif bagi emerging market utamanya karena dapat meningkatkan capital inflow ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Meningkatnya capital inflow tentu akan memperkuat nilai tukar dan meningkatkan ketersediaan likuiditas perbankan sehingga dapat mendukung pertumbuhan kredit.

Selanjutnya, penurunan suku bunga domestik yang merupakan cerminan menurunnya biaya dana (cost of funds) bagi bank juga maupun bagi debitur akan berpengaruh positif bagi profitabilitas perbankan dan sekaligus menurunkan risiko kredit perbankan.

Lebih lanjut, Dian menambahkan bahwa berdasarkan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK Triwulan II-2024, sebagian besar bank memandang penurunan suku bunga The Fed sebagai stimulus positif bagi pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia.

Penurunan BI Rate yang mengikuti The Fed pun di ilai akan mengurangi biaya dana bagi bank, yang berpotensi meningkatkan profitabilitas dan menurunkan risiko kredit perbankan di dalam negeri.

"Tentunya kebijakan suku bunga masing-masing bank berbeda dan sangat bergantung pada model bisnis, kondisi likuiditas dan toleransi risiko (risk tolerance) masing-masing bank," tandasnya.

Meskipun demikian, kondisi likuiditas perbankan saat ini sedikit menurun seiring dengan tingginya permintaan kredit. Namun, OJK memastikan bahwa likuiditas perbankan tetap memadai, dengan rasio AL/NCD sebesar 113,49% dan rasio AL/DPK sebesar 25,56% per Juli 2024. Proyeksi hingga akhir tahun juga menunjukkan bahwa likuiditas akan tetap terjaga dengan baik, seiring peningkatan alat likuid yang diperkirakan terjadi.


(arj/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Bangkit Menguat Saat RI Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Suku Bunga AS Siap Turun di September 2024, Bos BI: Bagus!