Perdana Menteri Belanda Mark Rutte baru-baru ini menjadi sorotan usai ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Rutte terpilih sebagai Sekjen NATO atas persetujuan 32 negara anggota dan bakal secara resmi naik takhta pada Oktober mendatang.

Sebagai PM Belanda, Rutte terkenal akan kiprah di dunia politik dalam negeri maupun internasional. Ia pun disebut sebagai orang yang tepat untuk menggantikan Sekjen NATO sekarang, Jens Stoltenberg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mark Rutte merupakan seorang politikus yang lahir pada 14 Februari 1967. Ia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang mengagumi Winston Churchill serta Margaret Thatcher.

Sebagai lulusan Leiden University, ia lanjut bekerja di Unilever dan Calve sebagai manajer.

Berniat untuk melanjutkan karier politik, Rutte kemudian terpilih sebagai anggota partai Volkspartij voor Vrijheid en Democratie (VVD). Ia lalu menjadi anggota dewan nasional partai pada 1993 dan 1997.

Melansir dari situs resmi pemerintah Belanda, Rutte diangkat sebagai menteri muda urusan sosial dan ketenagakerjaan dalam kabinet pertama pimpinan Balkenende pada 2002.

Kelihaian Rutte di dunia politik kerap diakui oleh sejumlah pihak. Hal itu membuat politikus berdarah Belanda itu disenangi oleh beberapa orang, termasuk warganya sendiri.

Lihat Juga : Siapa Presiden Tajikistan Emomali Rahmon yang Dinilai Anti-Islam?

Beberapa tahun lalu, Rutte turut mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan menyampaikan permintaan maaf terhadap sikap kolonialisme Belanda pada masa lalu.

"Atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu," kata Perdana Menteri Mark Rutte dalam konferensi pers pada 18 Februari 2022.

"Kami juga meminta maaf kepada semua orang yang tinggal di Belanda yang harus hidup dengan konsekuensi perang kolonial di Indonesia, termasuk para veteran perang yang berperilaku baik," sambungnya.

Peneliti dari lembaga Think-Tank Atlantic Council, Philippe Dickinson bahkan melihat Rutte sebagai orang yang pas untuk menggantikan Stoltenberg dalam memimpin aliansi internasional tersebut.

"Dari pengalamannya selama bertahun-tahun di politik Belanda dan di panggung internasional, Rutte adalah seorang yang cerdik dalam menyeimbangkan hubungan politik," ujar Dickinson seperti dikutip AFP.

Pengangkatan Rutte menjadi Sekjen NATO merupakan sosok keempat sebagai orang Belanda yang memimpin organisasi tersebut.

Ia pun bakal naik "takhta" secara resmi pada 1 Oktober mendatang di tengah-tengah permasalahan politik dunia.