cumi123

base war th 7 terkuat - Cuaca Ekstrem Berpotensi Ancam Ketahanan Pangan di China

2024-10-08 06:18:52

base war th 7 terkuat,erek-erek 52,base war th 7 terkuatJakarta, CNN Indonesia--

Cuaca panas ekstrem dan hujan lebat yang melanda Chinaakhir-akhir ini dikhawatirkan berpotensi mengancam ketahanan pangan di negara tersebut.

Saat ini, China sedang bergulat dengan suhu panas ekstrem serta kekeringan di wilayah utara, serta hujan lebat yang menggenangi wilayah selatan.

Kondisi tersebut membawa dampak buruk sehingga mengganggu musim tanam di musim semi dan panas di negara Tirai Bambu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Apa Pengaruhnya Narendra Modi 3 Periode jadi PM India bagi AS-China?
  • India Pecah Rekor, Dilanda Panas Ekstrem 24 Hari
  • Saudi Wanti-wanti Panas Ekstrem Jelang Puncak Haji

Peringatan darurat mencakup setidaknya tujuh provinsi, termasuk wilayah pertanian utama Henan dan Shandong, sudah diberlakukan karena kondisi kering dan panas.

"Suhu yang terus-menerus tinggi baru-baru ini telah mempercepat hilangnya air di dalam tanah dan (menyebabkan) kekeringan di beberapa daerah, yang berdampak negatif pada musim tanam di musim panas," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan CNN, Jumat (14/6).

"Kekeringan kemungkinan akan terus berlanjut dan tugas melindungi musim tanam di musim panas akan sulit dilakukan."

Yang Wentao, seorang pejabat provinsi, mengatakan bahwa di Henan, wilayah penghasil gandum terbesar di China yang menyumbang seperempat dari total produksi, curah hujan pada bulan Mei 70 persen lebih rendah dibandingkan rata-rata tahunan.

Beberapa wilayah di negara ini sedang mengalami gelombang panas yang besar.

Administrasi Meteorologi China (CMA) mengatakan pada hari Rabu bahwa 28 stasiun cuaca regional memecahkan rekor masing-masing untuk suhu tertinggi yang pernah tercatat pada pertengahan Juni.

Kota Fenyang di provinsi utara Shanxi mencatat suhu tertinggi yang pernah tercatat yaitu 40,2 derajat celcius.

China mencatat rekor musim semi terpanas tahun ini. Suhu rata-rata nasional antara Maret dan Mei mencapai 12,3 derajat Celcius, tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1961.

12 stasiun meteorologi nasional mencatat suhu mencapai atau melampaui rekor tersebut, menurut Pusat Iklim Nasional.

Tahun lalu merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat di negara ini.

Lihat Juga :
Banjir dan Tanah Longsor Tewaskan Tiga Orang di Vietnam Utara

Sementara itu, wilayah selatan China, yang merupakan wilayah penghasil beras terbesar, telah dilanda hujan lebat selama berminggu-minggu.

Pada April, Kementerian Pertanian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa curah hujan di beberapa wilayah telah meningkat sebesar 50 hingga 80 persen, dan bahkan meningkat dua kali lipat di beberapa wilayah.

Mereka membuat serangkaian rekomendasi untuk mengurangi kerusakan pada bibit padi "awal" yang sedang tumbuh, yang ditanam pada Maret dan dipanen pada Juni.

CMA mengatakan pada hari Kamis bahwa hujan lebat telah terjadi di wilayah Zhejiang, Fujian, Jiangxi, Hunan, Guangxi dan Guizhou - beberapa di antaranya merupakan pusat manufaktur dan industri besar.

Hunan dan Jiangxi adalah dua produsen beras terbesar di China.

Markas Besar Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan Negara China, mengeluarkan status tanggap darurat terhadap banjir di wilayah selatan dan kekeringan di wilayah utara pada hari Kamis.

Ini dilakukan untuk memperingatkan warga akan tingginya risiko banjir bandang dan bahaya geologi.

Hujan-hujan ini tampaknya berkaitan dengan pola muson musiman yang dapat menyebabkan hujan lebat dalam jangka waktu singkat.

(pua/pua)