PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun - Hujan kembali sering mengguyur. Bahkan, sejumlah masyarakat menghadapi banjir.

Di waktu seperti sekarang ini, leptospirosis lantas merebak. Banyaknya kasus penyakit dari kencing tikus tersebut dapat dijumpai di Pacitan.

Dalam kurun empat bulan terakhir (awal 2024), 42 warga di wilayah Kecamatan Ngadirojo terinfeksi bakteri leptospira tersebut.

‘’Saat ini masih ada yang menjalani perawatan,’’ kata Kepala Puskesmas Ngadirojo Rini Endrawati, Selasa (23/4).

Menurut dia, angka kasus tersebut turun 50 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pun dia mengklaim telah berhasil mengendalikan vektor penyakit.

Kemudian melakukan intervensi penanganan dini pada pasien leptospirosis. Serta berkolaborasi dengan sejumlah stakeholder di wilayah endemis.

‘’Tidak ada kasus yang sampai fatal atau meninggal dunia,’’ sebutnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan Nur Farida menambahkan, pihaknya sudah mengambil langkah.

Seiring meningkatnya kasus tersebut, dinkes menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama kecamatan, bidan desa dan masyarakat.

Catatan dinkes, dalam kurun empat bulan ada 102 warga terpapar leptospirosis. ‘’Didominasi kawasan Bubakan, Wonokarto dan sekitar Ngadirojo,’’ ujarnya.

Untuk itu pihaknya minta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Leptospirosis, lanjut dia, merupakan salah satu penyakit zoonosis yang muncul saat musim penghujan.

Baca Juga: Keren! SMK Pink Gandeng Astra Daihatsu, Buka Bengkel dan Dealer untuk Fasilitasi Magang Siswa serta Dongkrak Akreditasi

Penyakit ini ditularkan melalui kencing tikus berupa bakteri.

Masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air yang terpapar lepstospirosa.