cumi123

luxbola - 5 Nama Petinggi Hamas di Garis Depan Perlawanan Palestina atas Israel

2024-10-07 21:53:58

luxbola,erek mangga,luxbolaJakarta, CNN Indonesia--

Kematian pemimpin politik Hamas,Ismail Haniyeh, terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung dengan Israel.

Haniyeh tewas di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu (31/7) dalam serangan yang diduga dilakukan oleh Israel. Satu orang pengawal Haniyeh juga tewas dalam serangan tersebut.

Usai serangan tersebut, kelompok perlawanan Hamas bersumpah akan ada perang terbuka untuk merebut Yerusalem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak petinggi kelompok tersebut tidak menonjolkan diri di publik di Gaza, untuk menghindar dari target sasaran Israel.

Sementara itu pemimpin lain Hamas memilih untuk hidup di pengasingan seperti di Qatar, Iran, Lebanon dan Turki.

Siapa saja nama-nama petinggi Hamas yang berada di garis depan perlawanan Palestina atas penjajahan Israel?

Lihat Juga :
Jokowi Kecam Pembunuhan Bos Hamas Ismail Haniyeh di Iran

Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh, yang menjabat sebagai Perdana Menteri ke-4 Palestina dan pemimpin politik Hamas, dibunuh pada 31 Juli di Iran.

Berasal dari keluarga pengungsi yang diusir dari Palestina pada Nakba 1948, Haniyeh tumbuh di kamp pengungsi al-Shati di Gaza. Saat Hamas berdiri pada 1987, dia termasuk salah satu anggota pendiri termuda Hamas, yang saat itu berusia 25 tahun.

Dipenjara oleh Israel selama tiga tahun pada 1989, Haniyeh menjadi salah satu dari 415 aktivis Palestina, yang dideportasi pada tahun 1992 ke Lebanon Selatan.

Dia kembali ke Gaza pada 1997, dan pada 1997 ditunjuk untuk memimpin kantor Hamas. Pada 2017 dia digantikan oleh Yahya Sinwar, dan terpilih sebagai kepala biro politik Hamas.

Setelah serangan 7 Oktober ke Israel selatan, Haniyeh menjadi perwakilan mediator untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan berupaya mengamankan pembebasan tahanan Israel di wilayah tersebut.

Lihat Juga :
Rapat Darurat DK PBB Kompak Kutuk Pembunuhan Bos Hamas, AS Bela Israel

Khaled Mashal

Khaled Mashal adalah salah satu anggota pendiri Hamas dan juga dianggap sebagai salah satu kepala negosiator gencatan senjata.

Lahir di Tepi Barat, keluarganya melarikan diri ke Yordania setelah Perang Enam Hari dan hidup di Kuwait.

Setelah Hamas didirikan pada tahun 1987, Meshaal memimpin cabang organisasi tersebut di Kuwait, tetapi meninggalkan negara itu ketika Irak menginvasi pada tahun 1990. Ia kemudian pindah ke ibu kota Yordania, Amman.

Lihat Juga :
Siapa Khaled Mashal, 'Pahlawan' Palestina Calon Pengganti Haniyeh?

Mashal yang dijuluki "pahlawan" usai hampir dibunuh intel Israel, diakui sebagai pemimpin Hamas setelah pembunuhan pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dan penggantinya Abdel Aziz al-Rantisi pada tahun 2004.

Di bawah kepemimpinannya, Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina tahun 2006.

Mashal mengundurkan diri sebagai ketua politbiro Hamas pada akhir masa jabatannya pada tahun 2017 dan menjadi kepala biro politik kelompok tersebut di luar negeri.

Lanjut di halaman berikutnya...

Yahya Sinwar

Pemimpin gerakan Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, dekat dengan Yassin dan dikenal karena mendirikan badan keamanan internal Hamas.

Dia mengabdi selama 23 tahun untuk memimpin aparat keamanan pertama kelompok itu, Majd, yang menargetkan dan membunuh warga Palestina yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.

Dia dipenjara empat tahun pada akhir tahun 1980-an. Pada tahun 2011, ia dibebaskan bersama 1.047 tahanan Palestina untuk tentara Israel Gilad Shalit, yang diculik oleh pejuang Gaza dalam serangan lintas perbatasan pada tahun 2006.

Sinwar kembali ke posisinya sebagai pemimpin terkemuka Hamas dan diangkat sebagai kepala kelompok itu di Jalur Gaza pada tahun 2017.

Lihat Juga :
PM Anwar Marah IG Hapus Post soal Haniyeh: Jangan Jadi Bajingan Israel

Mohammed Deif

Mohammed Deif memimpin sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, sejak 2002 dan membantu merekayasa jaringan terowongan bawah tanah yang membentang di bawah Gaza.

Lahir di Khan Younis pada awal tahun 1960-an, ia bergabung dengan Hamas sekitar waktu Intifada pertama dan ditangkap oleh pasukan Israel karena aktivitasnya pada tahun 1989.

Israel telah lama mengejar Deif, menuduhnya merencanakan dan mengawasi pengeboman bus yang menewaskan puluhan warga Israel pada tahun 1996, dan terlibat dalam penangkapan dan pembunuhan tiga tentara Israel pada pertengahan tahun 1990-an.

[Gambas:Photo CNN]



Ia menjadi kepala militer kelompok tersebut pada tahun 2002 setelah pendahulunya, Salah Shehade, tewas dalam serangan Israel.

Pasukan Israel gagal membunuh Deif dalam serangan tahun 2014 di Jalur Gaza, tetapi berhasil membunuh istri dan dua anaknya. Hamas mengatakan bahwa ia juga selamat dari upaya pembunuhan lainnya pada bulan Juli lalu.

Namun, Israel kemudian mengklaim berhasil membunuh Mohammed Deif di Jalur Gaza selatan, Kamis (1/8).

Marwan Isa

Marwan Issa, yang dijuluki "Manusia Bayangan" karena jarang muncuk di publik dan kemampuannya menghindari penangkapan, diduga telah dibunuh oleh Israel awal tahun ini.

Pilihan Redaksi
  • Turki Murka atas Pembunuhan terhadap Pemimpin Hamas Haniyeh: Keji
  • Rusia-China Kompak Kutuk Pembunuhan Bos Hamas, AS-Israel 'Tutup Mata'
  • Khamenei Perintah Iran Serang Langsung Israel Balas Kematian Bos Hamas

Hamas belum mengonfirmasi apakah Issa tewas dalam serangan udara Israel pada bulan Maret, tetapi pemimpin yang sulit ditangkap itu diketahui telah selamat dari beberapa upaya pembunuhan sejak tahun 2006, serta serangan udara di rumahnya di Gaza pada tahun 2014 dan 2021.

Diduga dalang serangan 7 Oktober di Israel selatan, Issa diduga telah memainkan peran penting dalam serangan terhadap Israel sejak menjadi wakil Deif pada tahun 2012.

Issa menghabiskan lima tahun di penjara Israel setelah ditahan karena keterlibatannya dengan Hamas selama Intifada pertama. Pada tahun 1997 ia ditangkap lagi oleh Otoritas Palestina, tetapi dibebaskan selama pemberontakan kedua.

Meskipun menduduki jabatan senior, Issa tidak difoto hingga tahun 2011, ketika ia muncul secara mengejutkan dalam sebuah foto bersama pertukaran tahanan Palestina.